Ban bekas kerap kali menumpuk begitu saja
tanpa ada pemanfaatan optimal. Sama halnya dengan kain perca sisa
konveksi. Hal ini menggugah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta
(UNY) untuk mengombinasikan keduanya dan menjadikannya barang bernilai
ekonomis tinggi.
Adalah Akhmad Riva’i Ardiantoro, Latifa Dwike
Ambarawati, Roy Fernando, dan Meita Wulan Sari yang menciptakan inovasi
untuk membuat sepatu dari bahan dasar ban bekas dan sisa kain perca
berbahan jeans. Keempat mahasiswa ini menyadari adanya potensi tinggi
ban bekas untuk dijadikan bahan dasar sepatu.
Ban bekas memiliki
sifat polystyrene, yakni ringan, keras, tahan panas, tidak mudah patah,
sedikit kaku, dan kedap air. Berbagai karakter ban bekas ini sangat
cocok bila dijadikan bahan dasar sepatu. Sementara kain perca sisa
konveksi akan menjadi limbah unorganic yang memiliki efek samping yang
cukup berbahaya.
Maka, mereka mengabungkan limbah ban bekas
dengan kain perca jeans menjadi satu kasatuan yang berwujud produk
sepatu multifungsi dan bermodel unik. Riva’i selaku ketua kelompok
menjelaskan, karya ini diberi nama sepatu Babe Yati yang merupakan
kepanjangan dari ban bekas kaya kreativitas.
“Tujuan utama kami
adalah memproduksi sepatu daur ulang multi-fungsi guna meningkatkan
nilai ekonomi ban bekas dan kain perca jeans yang kian melimpah. Kami
ingin menunjukkan salah satu cara mengubah sampah menjadi rupiah
sehingga dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa dan
masyarakat luas,” kata Riva'i, seperti dilansir laman UNY, Selasa
(22/5/2012).
Model sepatu baik untuk laki-laki maupun wanita
dibuat sekreatif mungkin serta menambahkan aspek multifungsi. Artinya,
bentuk sepatu dapat diubah-ubah sesuai jenis acara. Mulai dari kuliah,
jalan-jalan, atau bahkan di sekolah yang umumnya mengharuskan siswanya
menggunakan sepatu jenis tertentu.
0 komentar
Posting Komentar