| 0 komentar ]
Ban bekas kerap kali menumpuk begitu saja tanpa ada pemanfaatan optimal. Sama halnya dengan kain perca sisa konveksi. Hal ini menggugah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) untuk mengombinasikan keduanya dan menjadikannya barang bernilai ekonomis tinggi.

Adalah Akhmad Riva’i Ardiantoro, Latifa Dwike Ambarawati, Roy Fernando, dan Meita Wulan Sari yang menciptakan inovasi untuk membuat sepatu dari bahan dasar ban bekas dan sisa kain perca berbahan jeans. Keempat mahasiswa ini menyadari adanya potensi tinggi ban bekas untuk dijadikan bahan dasar sepatu.

Ban bekas memiliki sifat polystyrene, yakni ringan, keras, tahan panas, tidak mudah patah, sedikit kaku, dan kedap air. Berbagai karakter ban bekas ini sangat cocok bila dijadikan bahan dasar sepatu. Sementara kain perca sisa konveksi akan menjadi limbah unorganic yang memiliki efek samping yang cukup berbahaya.

Maka, mereka mengabungkan limbah ban bekas dengan kain perca jeans menjadi satu kasatuan yang berwujud produk sepatu multifungsi dan bermodel unik. Riva’i selaku ketua kelompok menjelaskan, karya ini diberi nama sepatu Babe Yati yang merupakan kepanjangan dari ban bekas kaya kreativitas.

“Tujuan utama kami adalah memproduksi sepatu daur ulang multi-fungsi guna meningkatkan nilai ekonomi ban bekas dan kain perca jeans yang kian melimpah. Kami ingin menunjukkan salah satu cara mengubah sampah menjadi rupiah sehingga dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa dan masyarakat luas,” kata Riva'i, seperti dilansir laman UNY, Selasa (22/5/2012).

Model sepatu baik untuk laki-laki maupun wanita dibuat sekreatif mungkin serta menambahkan aspek multifungsi. Artinya, bentuk sepatu dapat diubah-ubah sesuai jenis acara. Mulai dari kuliah, jalan-jalan, atau bahkan di sekolah yang umumnya mengharuskan siswanya menggunakan sepatu jenis tertentu.

0 komentar

Posting Komentar